anda adalah pengunjung no


Kamis, 06 Maret 2008

kata mutiara

KATA MUTIARA

(pelajari kata mutiara berikut maka , Insya Allah anda akan menjadi orang yang sukses !!!)

kegagalan merupakan kesempatan untuk memulai kembali
dengan lebih cerdik..

Henry Ford™

tak ada kata gagal selain dalam berhenti berusaha..
Elbert Hubbart™

harga sebuah kesuksessan jauh lebih murah
dibandingkan
harga sebuah kegagalan..

Thomas Watson™

sukses merupakan sekumpulan dari usaha - usaha kecil setiap hari..
Mamie Mc Cullough™

apapun yang kita cita - cita kan saat ini akan terwujud,
apabila kita menpunyai keinginan untuk mewujudkannya...

Walt Disney™

pengalaman adalah apa yang anda peroleh
saat anda
tidak memperoleh apa yang anda ingi
n kan..
Dan Stanford™

orang yang sedikit bicara adalah oarang yang terbaik..
Shakerspeare™

hati orang yang bodoh ada dalam mulutnya tetapi
mulut seorang bijak ada di dalam batinnya..

Benjamin Franklin™


usia mengeriputkan wajah, tetapi semangat yang patah mengeriputkan jiwa..
Anonim
pikiran adalah seperti parasut, hanya berfungsi apabila terbuka..
Thomas Dewar™


tak ada yang lebih tuli dari orang yang tidak mau mendengar..
Thomas Fuller,M.D™

































Sabtu, 09 Februari 2008

disc jockey


Seorang dissc jockey (disebut juga DJ, atau deejay) adalah seseorang yang terampil memilih dan memainkan rekaman suara atau musik yang direkam sebelumnya untuk pada pendengar yang menginginkan.


Asal mula DJ

Istilah DJ ini pertama kali digunakan untuk menggambarkan seorang peyiar radio yang akan memperkenalkan dan memainkan rekaman gramophone yang populer. Rekaman model ini, juga dikenal sebagai "cakram" dimana dalam industri ini dimainkan oleh peyiar-penyiar radio, oleh karena itu nama disc jockey dan selanjutnya lebih akrab dikenal sebagai DJs atau deejays. Sekarang karena berbagai faktor, termasuk musik yang dipilih, para pendengarnya, penyetelan kinerja, media yang digunakan dan perkembangan dari manipulasi suara, telah menghasilkan berbagai macam teknik DJ.

Apa yang dilakukan oleh seorang DJ

Aksi fisik daripada seorang DJ adalah memilih dan memainkan rekaman-rekaman suara disebut deejaying, atau DJing dan cakupan kesempurnaan dari memainkan secara sederhana satu seri rekaman-rekaman (terkait pengacaraan, atau menyusun sebuah daftar putar, sampai memanipulasi rekaman-rekaman, menggunakan berbagai teknik seperti audio mixing, cueing, cuting, scraching , dan beatmaching, atau sering juga mengacu pada membuat komposisi musik asli.

Peralatan

Peralatan paling pokok yang diperlukan untuk seorang DJ untuk menjalankan aksinya terdiri dari:

  • Rekaman suara dalam berbagai medium (seperti piringan hitam, CD, file MP3 dsb)
  • Paling tidak mempunyai dua macam peralatan untuk memutar kembali (playback) rekaman-rekaman suara tersebut dan untuk tujuan memilih memainkan kembali rekaman secara maju mundur (seperti record players, compact disc players, mp3 players)
  • Sebuah sistem tata suara (Sound System) untuk menguatkan dan memperbesar volume suara (Seperti portable audio system, radio wave broadcaster)

Juga peralatan penunjang lain seperti sebuah pencampur (mixer) yang digunakan untuk mennyelaraskan dua atau lebih peralatan playback. sebuah mikropon yang digunakan untuk menguatkan suara manusia, dan headphone yang digunakan untuk mendengarkan rekaman sambil memutarkan player yang lain, tanpa kehilangan kontrol suara yang didengarkan pendengarnya, adalah sangat diperlukan. Macam-macam peralatan juga dapat ditambahkan , termasuk samplers, drum machines, effects processors, slipmats, dan Computerized Performance Systems.

Rabu, 30 Januari 2008

save your life from drugs



NARKOBA
save your life from drugs......!

Penyebaran narkoba dan miras saat ini sudah sangat mewabah dalam masyarakat. Penyebarannya tidak lagi mengenal status sosial ekonomi serta usia. Pembentukan Komisi Nasional Penanggulangan Narkoba dapat memperlihatkan bagaimana gawatnya persoalan yang dihadapi.

Kamu hendaknya mewaspadai masalah ini dan saling membantu jika ada salah seorang temanmu yang kecanduan, karena hanya dengan dukungan dari orang sekeliling maka dia akan dapat disembuhkan.

Disamping itu kamupun secara sadar maupun tidak dapat terjebak dalam permasalahan narkoba dan miras karena kecanggihan para bandar. Karena itu bersatulah dan lawanlah secara bersama penyebaran narkoba dan miras, tentu saja dengan cara-cara yang baik.
Narkoba dan miras khususnya narkoba sudah sangat membahayakah kehidupan. Data statistik memperlihatkan jumlah pemakai narkoba dan miras cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Korban dari narkoba tidak lagi mengenal batasan umur dan
status sosial ekonomi. Tua, muda bahkan anak yang baru menginjak remaja sudah banyak yang terjerat atau menjadi pemakai narkoba. Kebanyakan pecandu terdiri dari kaum remaja, baik mereka di kota maupun di desa, yang berasal dari keluarga kaya maupun miskin, berpendidikan tinggi maupun biasa-biasa saja.

Cara menghindarkan diri dari narkoba

Pada prinsipnya kamu harus melaksanakan kehidupan secara seimbang, yaitu memenuhi berbagai kebutuhan baik fisik, sosial, mental, maupun spiritual. Untuk selalu diingat adalah berbagai kegiatan ini dilakukan oleh kamu sehari-hari:
  • aktif memegang teguh norma-norma agama dan sosial kemasyarakatan
  • aktif melibatkan diri dalam kegiatan keluarga, sosial kemasyarakatan dan keagamaan
  • aktif melakukan gerak badan dan olah raga secara berkelompok, 2-3 kali seminggu
  • aktif melakukan kegiatan hobi, rekreasi atau bermain dengan teman
  • aktif mengembangkan kemampuan diri dengan berbagai ketrampilan
  • istirahat yang cukup, 7-8 jam sehari
  • makan yang cukup dengan gizi seimbang dan jam makan yang teratur, bersama keluarga.
  • hadapi persoalan hidup dengan tanpa terlalu takut, panik atau stress karena pasti akan dapat diselesaikan seiring dengan berjalannya waktu
  • jangan menyimpan "persoalan tidak enak", tapi ceritakan kepada orang lain
  • percaya bahwa hidup telah ada yang mengatur,
  • kita hanya wajib menjalani kehidupan dengan sebaik baiknya tanpa "neko - neko "

  • Tips memerangi narkoba di sekitarmu...

    Buatlah kelompok kegiatan yang bersifat produktif di lingkungan masing-masing.

    Bersatulah dalam kelompok tersebut dan saling terbuka untuk membicarakan kesulitan masing-masing terutama jika ada anggota yang mendapat bujukan dari orang yang telah menjadi pemakai.

    Ajaklah remaja lain untuk bergabung dalam kegiatan kelompok tersebut. Hubungilah aparat yang berwenang (dapat melalui telpon atau surat tanpa mencantumkan identitas yang jelas jika hal tersebut membahayakan diri dan masyarakat sekitar).


    Selasa, 29 Januari 2008

    kepunahan


    Harimau Tasmania (Thylacinus cynocephalus) adalah binatang yang kebanyakan diketahui sebagai marsupial karnivora pada masa modern. Binatang ini berasal dari Australia dan pulau Papua dan dinyatakan punah pada abad ke-20. Binatang ini disebut sebagai harimau Tasmania karena punggungnya yang bercorak belang, namun ada juga yang menyebutnya serigala Tasmania, dan secara percakapan juga disebut harimau Tassie (atau Tazzy) atau cukup harimau saja. Binatang ini adalah spesies terakhir dari genusnya, Thylacinus. Sebagaian besar spesiesnya ditemukan dalam bentuk fosil yang berasal dari awal zaman Miosen. Harimau Tasmania punah di daratan Australia seribu tahun sebelum kolonisasi bangsa Eropa di Australia, namun diselamatkan di pulau Tasmania bersama dengan sejumlah spesies endemik lainnya, termasuk Tasmanian devil. Perburuan intensif yang didorong oleh hadiah dianggap sebagai akibat dari kepunahannya, namun faktor yang mendorong lainnya mungkin adalah penyakit, interaksi dengan anjing, dan gangguan manusia terhadap habitatnya.

    Senin, 21 Januari 2008

    Maaf



    ucapku untukmu....

    setiap diri kan diuji dengan sesuatu yang dicintai...
    setiap insan kan menemui kesalahan dalam diri... dan
    setiap manusia tak ada yang sempurna
    tuk jalani hidup di dunia


    mohon maaf kan aku

    atas
    lisan yang terjaga
    janji yang terabaikan
    hati yang berprasangka
    sikap yang menyakitkan
    anda

    bingung



    Proses Hukum Pelaku G 30 S/PKI



    Judul: Teperpu Mengungkap Pengkhianatan PKI Pada Tahun 1965 dan Proses Hukum Bagi Para Pelakunya

    Penyusun: Aco Manafe

    Tebal: xi + 225 halaman

    Penerbit: Pustaka Sinar Harapan, 2007

    Masih saja tulisan tentang peristiwa G 30 S/PKI digulirkan, termasuk buku ini. Beragam versi pendapat telah diterbitkan dan beredar luas. Namun dari berbagai buku tersebut masih jarang atau boleh dikatakan tidak secara spesifik menguraikan proses penyidikan, penahanan dan pengadilan tokoh-tokoh PKI dan pelaku pemberontakan G 30 S/PKI yang dibentuk pemerintah melalui Team Pemeriksa Pusat (Teperpu) dan Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub).

    Pemberontakan PKI dalam sejarah Indonesia yang terkenal dengan nama Gerakan 30 September 1965 (G 30S/PKI) merupakan suatu fenomena besar yang membuat noda hitam dalam sejarah Indonesia. Pemberontakan yang dipimpin Dipo Nusantara Aidit bersama Biro Khusus CC PKI ini untuk menggulingkan pemerintah yang sah dengan cara kekerasan, menculik dan membunuh para jenderal pimpinan TNI AD dan beberapa perwira lainnya. Bahkan rencana pemberontakan 30 September itu dirancang tidak hanya di Jakarta, karena diam-diam diperluas ke daerah-daerah lain di kota-kota besar dan provinsi di Pulau Jawa, Bali dan sebagian Sumatera.

    Buku yang ditulis Aco Manafe ini tidak hanya bertumpu pada pemberontakan-pemberontakan itu sendiri, melainkan menitikberatkan pada proses hukumnya sendiri, mulai dari penyelidikan, penahanan hingga ke proses hukum di pengadilan dan penjatuhan vonis atau eksekusi atas tokoh-tokoh PKI dan para pelaku pemberontakan.

    Dengan demikian, segala informasi dan kesaksian para tokoh komunis maupun sebagian perwira TNI yang berhasil dibina untuk menjadi komunis atau membantu PKI, dapat dijadikan informasi yang semakin memperkaya khasanah informasi mengenai gerakan komunis.

    Selain wawancara dengan tokoh-tokoh PKI yang dilakukan tanpa direkam atau disalin dalam BAP, buku ini juga memuat testimoni atau kesaksian hukum bekas ajudan Presiden Soekarno, Kolonel KKO Bambang Setyono Widjanarko, baik sebagai saksi sejarah G 30S/PKI maupun sebagai salah seorang ajudan presiden. Kesaksian ini cukup menarik, karena terdapat benang merah sikap Bung Karno yang pro PKI, bahkan setuju atas penindakan sejumlah jenderal TNI AD yang disebut sebagai para perwira yang tidak loyal. Meskipun diakui bahwa dalam kesaksian Bambang ada kekurangan akurasi dalam soal waktu, jam, nama dan jabatan sebagai pelaku. Ini bisa terjadi, karena jarak waktu kejadian antara Peristiwa G 30S/PKI dan waktu kesaksian yang diberikan sekitar 5 tahun.

    Tentu data-data tersebut harus diuji secara terus-menerus, agar kebenaran sejatinya dapat menjadi saksi sejarah yang objektif.


    Pejabat Penting

    Para pelaku pemberontakan G 30 S PKI yang ditangkap pertama dalam operasi RPKAD, yakni pasukan PKI yang menduduki Gedung RRI dan Kantor Telekomunikasi Gambir. Mulanya mereka diserahkan ke Kostrad. Panglima Kostrad yang dijabat oleh Jenderal Suharto waktu itu lalu menyerahkan mereka ke kantor CPM, dan meminta Direktur CPM untuk memeriksa mereka.

    Diperkirakan antara 300.000 sampai 1 juta orang PKI ditangkap. Yang ditangkap dan ditahan bukan saja orang-orang komunis, namun juga para pejabat penting yang mengeruhkan suasana seperti Waperdam I dr Subandrio, Waperdam II Chaerul Saleh dan sejumlah menteri lainnya pun ditahan.

    Sementara tokoh PKI yang pertama ditangkap adalah Nyono dari CC PKI. Sedangkan Ketua CC PKI DN Aidit sendiri ditangkap dalam suatu operasi militer di Solo saat bersembunyi di rumah seorang anggota PKI. Tokoh utama dan perencana serta pelaksana kudeta ini kmudian bersedia menulis semua kesaksiannya tentang G 30S/PKI yang dipimpinnya.

    Setelah menulis dan diperiksa oleh para penangkap dan penyidik, Aidit juga bersedia menandatangani berkas acara pemeriksaan tersebut. Hal ini berarti DN Aidit diperlakukan sesuai dengan aturan hukum pemeriksaan dan penyidikan seperti biasanya, dan diberi kebebasan penuh untuk memberikan kesaksian. Padahal di tangannya terjadi tragedi berdarah akibat kudeta PKI.

    Menurut CPM Sujono, perwira Teperpu yang terakhir berpangkat kolonel, pada waktu itu Teperpu belum mengadakan klarifikasi tokoh dan sebagainya. Pokoknya ada yang menyerah atau terjaring operasi, mereka langsung diperiksa. Dan yang diusut itu bukan aspek politiknya, tetapi apa saja kegiatan mereka berkaitan dengan pemberontakan itu. Dari hasil pemeriksaan diketahui, bahwa mereka pemuda rakyat dan sebagian pernah dilatih di Lubang Buaya. [Shendy Aulia S, pencinta buku]

    sumber : http://www.suarapembaruan.com
    --------------------------------------------------------------------------------------------------
    DUGAAN SEMENTARA...!
    SUHARTO TUNGGANGI G-30-S PKI

    ISTIQLAL (5/03/2000)# G.30-S MENUNGGANGI SUKARNO, SUHARTO MENUNGGANGI G.3O-S

    Oleh Alam Tulus

    Setelah Presiden Gus Dur meminta maaf atas terbunuhnya orang-orang
    yang disangka komunis dan di antara pembunuhnya terdapat orang-orang NU
    maka Gus Dur juga meminta supaya masalah G.30-S diusut kembali.
    Sutomo Martopradoto, mantan Menteri Perburuhan periode Agustus 1964-April
    1966 menjawab pertanyaan wartawan mengatakan kelompok komunis itu merasa
    cemas dengan sakitnya Bung Karno. Kalau Sukarno wafat, mereka akan dihabisi.
    Karena itu Aidit cs tergiur melakukan kup, dibantu oleh Syam.
    Dari jawaban Sutomo yang singkat itu cukup jelas, bahwa Sutomo
    berkecenderungan untuk menyatakan G.30-S itu adalah kudeta Aidit sesuai
    dengan apa yang dituduhkan Suharto selama ini. Benarkah G.30-S itu kudeta
    atau pemberontakan yang dilancarkan PKI untuk menggulingkan Presiden Sukarno
    atau sebaliknya justru G.30-S itu telah digunakan Suharto untuk
    menghancurkan PKI dan menggulingkan Presiden Sukarno dari kekuasaannya?

    TUDUHAN SUHARTO: G.30-S PKI
    Seperti diketahui dini hari 1 Oktober 1965, G.30-S melancarkan
    operasi militernya, "dengan alasan untuk menggagalkan rencana kudeta dari
    Dewan Jenderal terhadap Presiden Sukarno.
    Menurut Yoga Sugama (Memori Jenderal Yoga, hal 148) pada pagi l
    Oktober 1965, dirinyalah yang pertama tama tiba di Kostrad. Setelah Ali
    Murtopo datang, maka kepada Ali Murtopo, Yoga Sugama memastikan bahwa yang
    melancarkan gerakan penculikan dini hari tsb adalah anasir PKI. Ali Murtopo
    tidak begitu saja mau mempercayai keterangan Yoga Sugama.
    Setelah ada siaran RRI jam 7.20 ( pagi), yang mengatakan telah
    terbentuk Dewan Revolusi, dengan diketahui oleh Letkol Untung, maka Yoga
    Sugama segera memperkuat kesimpulannya di atas. Sebab menurut Yoga Sugama ia
    kenal Untung sebagai perwira TNI-AD yang berhaluan kiri. Untung pernah
    menjadi anak buahnya ketika RTP II bertugas menumpas PRRI di Sumatera Barat.
    Jenderal Suharto yang datangnya di Kostrad belakangan dari Yoga
    Sugama, juga bertanya pada Yoga Sugama: "Apa kira-kira Presiden Sukarno
    terlibat dalam gerakan ini?" Yoga Sugama dengan tegas menjawab:" Ya ".
    Tuduhan Yoga Sugama bahwa di belakang gerakan ini anasir PKI serta presoden
    Sukarno terlibat di dalamnya, tampaknya menjadi pegangan Suharto.
    Pada jam 9.00 (pagi) Jenderal Suharto memberikan briefing di
    Kostrad. Dengan tegas ia mengatakan: "Saya banyak mengenal Untung sejak
    dulu. Dan Untung sendiri sejak tahun 1945 merupakan anak didik tokoh PKI Pak
    Alimin".
    Suharto bohong. Sebab, Pak Alimin baru kembali di Indonesia
    pertengahan tahun 1946. Bagaimana mungkin Pak Alimin mendidik Untung sejak
    tahun 1945, padahal ketika itu Pak Alimin masih berada di Tiongkok daratan?
    Hal ini dapat diketahui dengan membaca majalah Bintang Merah Agustus 1946
    yang terbit di Solo. Di sana dimuat wawancara Pak Alimin yang dilakukan
    Redaksi Bintang Merah dengan Pak Alimin sekitar kepulangannya ke Indonesia.
    Faktor Untung yang memimpin G.30-S itulah yang digunakan Suharto
    untuk memastikan PKI-lah yang menjadi dalang G.3O-S. Apalagi setelah
    Editorial Harian Rakyat (2 Okt 1965) mengatakan bahwa, "G.30-S adalah
    persoalan intern angkatan darat dan HR mendukung gerakan perwira-perwira
    yang maju". Mendukung tidak sama dengan memimpin atau mendalangi. Peranan
    pendukung hanya di pinggir.
    Adalah suatu hal yang tidak mungkin PKI akan melakukan pemberontakan
    atau melakukan kudeta terhadap presidan Sukarno. Melakukan kudeta atau
    pemberontakan terhadap Presiden Sukarno adalah bertentangan dengan garis
    Nasional ke-V PKI di tahun 1954, yang menetapkan untuk mencapai tujuan
    Demokrasi Rakyat, PKI akan menempuh jalan demokratis dan parlementer, bukan
    pemberontakan bersenjata.
    Suatu hal yang tidak masuk akal PKI akan melakukan pemberontakan
    terhadap pemerintahan presiden Sukarno, karena pemerintahan Presiden Sukarno
    itu menguntungkan posisi PKI.
    Bila G.30-S pemberontakan PKI, artinya pemberontakan itu terjadi 1
    Oktober 1965, maka Nyoto, orang ketiga PKI yang hadir dalam sidang Kabinet 6
    Oktober 1965 di Bogor, mengapa tidak ditangkap?
    Karena Presiden Sukarno tidak pernah merasa diberontaki PKI, maka
    sampai akhir hayatnya Presiden Sukarno tidak mau membubarkan PKI.
    Juga Brigjen Supardjo bukannya melapor kepada: Aidit di Halim 1 Okt
    1965, melainkan melapor kepada Presiden Sukarno. Kalau PKI yang mendalangi
    G.30-S, atau melakukan pemberontakan, tentu BrigJen Supardjo akan melapor
    kepada Aidit, bukan pada presiden Sukarno.

    GESTOK
    Berbeda dengan yang lain, Presiden Sukarno menamakan gerakan 30
    September itu ialah GESTOK (Gerakan 1 Oktober). Mengapa Presiden Sukarno
    menamakan nya GESToK?
    Menurut Solichin Salam (Bung Karno Putra fajar, Solichin Salam, hal
    278) melalui bukunya "Bung Karno Putra Fajar" (1984) bahwa dirinya
    mengajukan pertanyaan kepada Presiden Sukarno sbb: "Di dalam masyarakat
    timbul dua perbedaan pengertian mengenai nama "Gestapu" dan Gestok. Kalau
    gestapu itu adalah gerakannya Letkol Untung yang didalangi serta disokong
    PKI. Kalau Gestok itu ialah gerakan jenderal." Atas pertanyaan ini, Bung
    Karno menjelaskan sbb:
    "Nama "Gestapu " itu siapa yang memberikannya?" (Pertanyaan Presiden
    tsb dijawab penulis: Brigjen RH Sugandhi. Presiden bertanya kembali: "Dari
    mana penulis tahu?". Beliau sendiri yang mengatakan kepada saya." Sesudah
    ini baru Presiden menjelaskan bahwa:
    "Kalau PKI sendiri mengatakan gerakan tsb bukan Gestapu, akan tetapi
    "Getipus" (Gerakan 30 September). Adapun saya memberikan nama Gestok itu,
    karena gerakan G.30-S itu dilaksanakannya tidak pada hari 30 September 1965,
    melainkan sesudah masuk tanggal 1 Oktober 1965. Disamping itu singkatan
    Gestapu itu dipakai dengan maksud untuk mengindentikan dengan Gestaponya
    Hitler. Itulah sebabnya saya memakai nama "Gestok".
    Pada tanggal 1 Oktober itu juga Jenderal Suharto tanpa sepengetahuan
    Presiden Sukarno, apalagi persetujuan, telah mengangkat dirinya menjadi
    pimpinan Angkatan Darat. Padahal jabatan panglima suatu angkatan, adalah hak
    prerogatif Presiden menentukan siapa yang akan memangkunya. Jabatan panglima
    adalah jabatan politik.
    Pada 1 Oktober 1965 itu juga, Suharto memberi "4 petunjuk" kepada
    Presiden Sukarno melalui Kolonel KKO Bambang Widjanarko. Jadi, pada 1
    Oktober itu bukan Presiden Sukarno lagi yang memberi petunjuk apa yang harus
    dikerjakan Suharto sebagai bawahannya, melainkan Suharto yang mengatur apa
    yang harus dikerjakan Presiden Sukarno. Itu artinya kekuasaan secara de
    facto sudah berada di tangan Suharto. Empat petunjuk (AM Hanafi Menggugat,
    Kudeta Jenderal Suharto dari Gestapu ke Supersemar, hal 262) Suharto tsb, sbb;
    1. Mayjen Pranoto Rekso Samudro dan Mayjen Umar Wirahadikusumah
    tidak dapat menghadap Presiden Sukarno untuk tidak menambah korban. (Artinya
    jika jenderal Pranoto dan Umar Wirahadikusumah ke Halim, tentu akan dibunuh
    pula, seperti jenderal-jenderal yang telah dibunuh pagi hari itu. Petunjuk
    ini mengandung tuduhan bahwa Presiden Sukarno yang bertanggungjawab atas
    terbunuhnya Jenderal Yani cs dini hari 1 Oktober 1965, pen).
    2. Mayjen Suharto untuk sementara telah mengambil over pimpinan TNI
    AD berdasarkan Perintah tetap Men/Pangad (Perintah tetap yang dimaksud ialah
    konsensus yang berlaku di kalangan TNI-AD, jika Pangad berhalangan, Panglima
    Kostrad otomatis penggantinya. Hak prerogatif Presiden dikesampingkannya
    saja. Atau dinilainya kedudukan konsensus dalam TNI-AD lebih tinggi dari hak
    prerogatif Presiden, pen).
    3. Diharapkan agar perintah-perintah Presiden Sukarno selanjutnya
    disampaikan melalui Mayjen Suharto. (Petunjuk 3 ini berarti Mayjen Suharto
    yang mengatur apa yang harus dikerjakan Presiden Sukarno dan bukan
    sebaliknya, meskipun diselimuti dengan kata-kata "diharapkan". Seharusnya
    Presiden Sukarno selaku Pangti ABRI yang mengatur apa yang harus dilakukan
    Suharto, pen).
    4. Mayjen Suharto memberi petunjuk kepada Kolonel KKO Bambang
    Widjanarko agar berusaha membawa Presiden Sukarno keluar dari Pangkalan
    Udara HP, karena pasukan yang berada di bawah komando Kostrad akan
    membersihkan pasukan-pasukan pendukung G.3O-S yang berada di Pangkalan Udara
    HP sebelum tengah malam 1 Oktober 1965 (Petunjuk 4 ini berarti Mayjen
    Suharto memerintahkan Presiden Sukarno meninggalkan Pangkalan Udara HP
    sebelum tengah malam, karena Halim akan diserang. Padahal sebelumnya
    Presiden Sukarno telah mengeluarkan perintah lisan kepada Brigjen Supardjo
    untuk menghentikan operasi militer G.3O-S dan jangan bergerak tanpa
    komandonya. Ketaatan pasukan G.30-S atas perintah lisan Presiden Sukarno,
    dimanfaatkan Suharto untuk "memukul" pasukan G.30-S, pen) (G.30-S
    Pemberontakan PKI, hal 146-147 ).
    Setelah melalui kekuasaan secara de facto, maka kemudian Suharto
    meningkatkannya menjadi kekuasaan secara de jure melalui dimanipulasinya
    Supersemar sebagai pelimpahan kekuasaan, padahal hanya tugas pengamanan.

    BUKAN AIDIT DAN PKI
    AM Hanafi melalui bukunya "AM Hanafi menggugat" mengemumakan
    kesimpulannya bahwa G.30-S menunggangi Sukarno dan Suharto menunggangi
    G.30-S. Lebih jelasnya sbb:
    "Kalau sungguh-sungguh mau menemukan dari mana sumber kesalahan
    paling pokok, yang menimbulkan malapetaka, yang "dimahkotai" oleh kemenangan
    coup d'etat Suharto, dengan penyembelihan sejuta lebih rakyat yang tidak
    berdosa itu, saya berpendapat pertama-tama bukanlah harus dicari pada
    Sukarno, juga bukan kepada Aidit dan PKI, tetapi terhadap mereka yang telah
    melacurkan diri kepada Amerika. Mereka itulah yang mengacau dengan
    menjalin-jalin jerat provokasi: Dengan apa yang disebut Gerakan Tigapuluh
    September (Gestapu). Dari situlah Suharto mulai menggunakan Gestapu itu
    sebagai kuda tunggangannya untuk mencapai puncak kekuasaan, kemudian
    merestorasi neo kolonialisme di Indonesia seperti yang dialami sekarang.
    Tapi jelas, Gestapu itu bukan PKI dan PKI bukan Gestapu!!! Gestapu
    menunggangi Sukarno, Suharto menunggangi Gestapu. Kesimpulan AM Hanafi ini
    sesuai dengan fakta-fakta sbb:
    1). G.30-S menunggangi Sukarno:
    a. Atas nama hendak menggagalkan rencana Kudeta Dewan
    Jenderal terhadap Presiden Sukarno, G.30-S melancarkan
    operasi militernya pada dini hari 1 Oktober 1965.
    b. Untuk keperluan operasi tsb, G.30-S menggunakan pasukan
    pengawal Presiden Sukarno, Cakrabirawa.
    2). Suharto menunggangi G.30 S:
    a. Brigjen Supardjo dan Letkol Untung meminta Kolonel Latief
    pada tanggal 30 September 1965 untuk menyampaikan kepada
    Jenderal Suharto, rencana pengambilan 7 jenderal pada dini
    hari 1 Oktober 1965. Dengan adanya laporan itu, maka Suharto
    dapat mempersiapkan diri apa yang harus dikerjakannya supaya
    dapat berkuasa.
    b. Pada tanggal 30 September malam itu yang tidak diawasi oleh
    pasukan G.30-S hanya sisi markas Kostrad, sedang daerah lain
    di Merdeka Selatan diawasi. Dengan tidak diawasinya sisi
    markas Kostrad maka memberi keleluasaan bagi Suharto untuk
    menggunakan markasnya sebagai pangkalan untuk berkuasa. Ini
    merupakan indikasi ada hubungan kerjasama antara G.30-S dengan
    Panglima Kostrad.
    c. Buat memberi dalih bagi Suharto bertindak (menuduh G.30-S
    melakukan kudeta) maka Untung mengumumkan terbentuknya Dewan
    Revolusi dan pendemisioneran kabinet Sukarno. Padahal
    kenyataannya, kabinet tidak pernah demisioner. Dibuktikan,
    dengan melapornya brigjen Supardjo kepada presiden Sukarno di
    Halim pada 1 Oktober 1965 padahal Presiden Sukarno bukan
    anggota Dewan Revolusi.
    d. Dengan dilancarkannya operasi G.30-S dini hari 1 Oktober 1965,
    terbuka jalan bagi Suharto untuk mengangkat dirinya menjadi
    pimpinan TNI-AD tanpa sepengetahuan apalagi persetujuan
    Presiden/Pangti Sukarno.

    Terang kiranya, benar seperti yang dikatakan Sunardi SH dalam pidato
    pembelaannya bahwa coup d'etat G.30-S yang dikatakan gagal, justru berhasil
    dengan baik, sesuai dengan rencana lebih dulu, telah diatur dan
    diperhitungkan dengan cermat, yaitu menjatuhan kekuasan Sukarno sebagai
    pemegang pemerintahan yang sah.
    Seperti diketahui Sunardi SH pada tanggal 10 Desember 1981 telah
    mengirimkan surat kepada 500 alamat pejabat tinggi, termasuk Presiden
    Suharto isinya menuduh Presiden Suharto terlibat G.30-S. Sunardi SH
    ditangkap dan diadili oleh pengadilan negeri 7 Oktober 1982, dituntut
    hukuman 4 tahun 6 bulan, potong masa tahanan.
    Apa yang digatakan sebagai analisa oleh Sutomo Martopradoto bahwa
    Aidit tergiur melakukan kup terhadap Presiden Sukarno, hanyalah sebuah
    dugaan belaka, bukan analisa. Bila analisa, tentu Sutomo tidak akan
    menyimpulkan demikian, karena ia tahu bahwa pemerintahan Sukarno
    menguntungkan posisi PKI. Hak hidup PKI terjamin. Apalagi Aidit telah muncul
    dengan teori dua aspek dalam kekuasaan Sukarno, yaitu aspek pro rakyat yang
    dipimpin Sukarno dan aspek anti rakyat yang dikepalai Nasution. Yang
    mungkin, Aidit akan membantu memperkuat posisi aspek pro rakyat dari
    Sukarno, untuk melumpuhkan kekuatan aspek anti rakyat dari Nasution. Dan
    bantuan Aidit dan PKI untuk memperkuat posisi pemerintahan Sukarno,
    senantiasa diberikan. Dan hal itu diketahui oleh pihak reaksi.
    Karena itulah maka untuk menjatuhkan Presiden Sukarno, kekuatan PKI
    harus dilumpuhkan lebih dulu. PKI dijadikan sasaran tembak pertama, untuk
    memudahkan menggulingkan Presiden Sukarno dari kekuasaannya. Ya, G.30-S
    menunggangi Sukarno dan Suharto menunggangi G.30-S. ***

    SUMBER : www.munindo.brd.de

    my name is

    my name is